Kamis, 24 Februari 2011

Jadilah Teladan Untuk Anakmu

Assalamu'alaikum pembaca

Orang tua adalah anugerah terindah yang diberikan oleh Tuhan kepada kita, saya yakin para pembaca setuju dengan statement tersebut. Pernahkah kita membayangkan apabila kita menjadi orang tua seperti mereka dan memiliki anak yang kelakuannya superbandel seperti kita? Wah pasti repot banget. Kita mungkin sering merasa orang tua sering sekali menceramahi kita pada saat kita melakukan hal yang tidak baik dan mungkin banyak diantara kita  tidak memperhatikan perkataan orang tua tersebut  sehingga kesalahan sering terulang lagi dan lagi. Gimana kalo dah kayak begitu? Repot kan jadi orang tua??!

Makanya jangan bandel,biar enggak bikin repot orang tua hehe

Membentuk perilaku anak melalui kata-kata memang agaknya sulit sekali, apalagi disaat anak sudah menginjak umur 15 tahun ke atas. Mengapa sulit?? ini yang akan kita bahas

Saya pernah mendengarkan ceramah di salah satu stasiun televisi swasta tentang menjadi teladan untuk anak. Dalam acara tersebut saya mengetahui permasalahan mengapa anak sulit sekali menuruti perintah dan nasihat orang tuanya. Mari kita simak ilustrasi di bawah ini

Pada suatu hari seorang ayah sedang berbicara kepada anaknya yang masih berumur 7 tahun. Dengan penuh wibawa Ayah tersebut mengatakan "Nak, bohong itu dosa dan jujur itu sulit". Si anak berfikir, dan menanyakan kepada si Ayah "Terus gimana dong Yah??". Si Ayah berkata "berkatalah jujur karena itu perbuatan yang baik". Si anak pun mengangguk-angguk seolah mengerti. Pada keesokan harinya si Ayah ingat bahwa hari ini ada penagih hutang yang mau datang ke rumah karena sudah jatuh tempo. Panik?? Ya, si Ayah memang lupa akan hari dimana penagih hutang tersebut datang dan si Ayah tidak mempunyai uang untuk melunasi hutangnya tersebut yang sudah nunggak 3 bulan. Si Ayah pun berpikir keras mencari cara menghadapi si Penagih Hutang. Ide pun muncul  saat si Anak lewat di depannya. Si Ayah pun menghampirinya dan berkata "Nak, sini!! Ayah mau ngomong". Tanpa basa-basi si Ayah pun memberi mandat kepadanya "Kalau ada yang nyariin ayah, bilang aja ayah lagi enggak di rumah", berkata si Ayah sambil memberi uang agar si Anak langsung menurut. Akhirnya selang beberapa jam si Penagih hutang pun datang. Si Ayah sudah mempersiapkan keadaan rumah yang sepi dengan menyembunyikan motor ke dalam rumah. "Assalamu'alaikum!!" si Penagih hutang berteriak sambil mengetuk pintu. Si Ayah langsung menyuruh si Anak untuk membukakan pintu dan menjalankan skenario ayahnya. Setelah si Penagih hutang dan si Anak bertemu, si Penagih lagsung menanyakan si Anak "Dek, bapaknya ada??", si Anak pun menjawab " Ayah lagi keluar Om", si Penagih pun menanyakan lagi "Lama ga ya dek??", si Anak menjawab "katanya lama om, pulangnya malem". Dengan perasaan kecewa si Penagih pun hanya mengucapkan terima kasih dan menyampaikan salam untuk si Ayah. Si Ayah yang memonitori dari jendela pun merasa lega dan mengacungkan jempol ke si Anak

Dari ilustrasi di atas mungkin kita bisa mereka-reka bagaimana kelanjutan pelajaran tentang jujur dari si Ayah  kepada  anaknya. Si anak lebih bisa menangkap pelajaran bohong si Ayah ketimbang pelajaran jujurnya. Mengapa?? Karena sesuatu yang dilihat lebih lama diingat ketimbang sesuatu yang didengar.
Ini berarti dalam membentuk perilaku anak, memberi contoh melalui tindakan lebih memberi efek daripada perkataan.

Kita bisa bilang yang baik-baik kepada anak, tapi kalau kita sendiri tidak mengamalkan apa yang kita katakan, anak akan lebih mencontoh perilaku orang tuanya baik ataupun buruk, seperti pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Bukankah Allah tidak menyukai orang yang mengatakan apa yang tidak dilakukannya. oleh karena itu berilah teladan yang baik kepada anak tidak hanya melalui kata-kata tapi juga perbuatan.

Bagi para orang tua atau calon orang tua, semoga ilmu ini bermanfaat, tidak bermaksud menggurui tapi hanya berbagi ilmu dan cerita. Mohon maaf atas segala kekurangannya

Wasslamu'alaikum

2 komentar:

007isdead.blogspot.com berbagi ilmu berbagi cerita