Sabtu, 10 Maret 2012

Penalaran Deduktif dan Induktif

A . PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. Dengan kata lain, untuk memahami suatu gejala terlebih dahulu harus memiliki konsep dan teori tentang gejala tersebut dan selanjutnya dilakukan penelitian di lapangan. Dengan demikian konteks penalaran deduktif tersebut, konsep dan teori merupakan kata kunci untuk memahami suatu gejala.
Deduksi ialah proses pemikiran yang berpijak pada pengetahuan yang lebih umum untuk menyimpulkan pengetahuan yang lebih khusus. Bentuk standar dari penalaran deduktif adalah silogisme, yaitu proses penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi).
Hukum-hukum Silogisme
a. Prinsip-prinsip Silogisme kategoris mengenai term:
  1. Jumlah term tidak boleh kurang atau lebih dari tiga
  2. Term menengah tidak boleh terdapat dalam kesimpulan
  3. Term subyek dan term predikat dalam kesimpulan tidak boleh lebih luas daripada dalam premis.
  4. Luas term menengah sekurang-kurangnya satu kali universal.
b. Prinsip-prinsip silogisme kategoris mengenai proposisi.
  1. Jika kedua premis afirmatif, maka kesimpulan harus afirmatif juga.
  2. Kedua premis tidak boleh sama-sama negatif.
  3. Jika salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga (mengikuti proposisi yang paling lemah)
  4. Salah satu premis harus universal, tidak boleh keduanya pertikular.


Bentuk Silogisme Menyimpang
Dalam praktek penalaran tidak semua silogisme menggunakan bentuk standar, bahkan lebih banyak menggunakan bentuk yang menyimpang. Bentuk penyimpangan ini ada bermacam-macam. Dalam logika, bentuk-bentuk menyimpang itu harus dikembalikan dalam bentuk standar.
Contoh:
“Mereka yang akan dipecat semuanya adalah orang yang bekerja tidak disiplin. Kamu kan bekerja penuh disiplin. Tak usah takut akan dipecat”.
Bentuk standar:
“Semua orang yang bekerja disiplin bukanlah orang yang akan dipecat.
Kamu adalah orang yang bekerja disiplin.
Kamu bukanlah orang yang akan dipecat”.

B . PENALARAN INDUKTIF
Penalaran induktif adalah penalaran yang mengambil contoh-contoh khusus yang khas untuk kemudian diambil kesimpulan yang lebih umum. penalaran ini memudahkan untuk memetakan suatu masalah sehingga dapat dipakai dalam masalah lain yang serupa. catatan bagaimana penalaran induktif ini bekerja adalah, meski premis-premis yang diangkat benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, kesimpulannya belum tentu benar. tapi kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar.
Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
, penalaran deduktif adalah menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum. jika premis benar dan cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil kesimpulannya benar. jika penalaran induktif erat kaitannya dengan statistika, maka penalaran deduktif erat dengan matematika khususnya matematika logika dan teori himpunan dan bilangan. contoh penalaran deduktif adalah :

- semua hewan punya mata
- anjing termasuk hewan
:. anjing punya mata

Siapa Saya


Assalamu’alaikum
Dalam postingan saya hari ini saya akan menceritakan sedikit tentang diri saya. Nama saya Prasetyo,  saya merupakan anak pertama dan terakhir dalam keluarga saya. Saat ini kesibukan saya adalah sebagai mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Depok yaitu Universitas Gunadarma, selain sebagai mahasiswa saya sekarang juga sedang menikmati aktifitas saya sebagai seorang aktifis dakwah kampus di Lembaga Dakwah Kampus yang ada d Universitas saya yaitu LDK Fajrul Islam sebagai salah satu dari empat Dewan Pengurus Harian. Kesibukan lainnya adalah saya kerja sambilan sebagai Assisten Laboratorium jurusan saya, dan terakhir saya diangkat sebagai salah satu Ketua Assisten .
Kesibukan di Kampus tersebut membuat saya harus pandai-pandai mengatur waktu saya, selain itu semester ini saya harus membuat Penulisan Ilmiah, salah satu momok paling menyeramkan di semester 6 karena memang pembuatan PI ini sangat menyita waktu, tenaga , pikiran , bahkan biaya. Semua itu sedang saya alami saat ini dan memang ini merupakan sesuatu yang membuat aktifitas di kampus saya menjadi semakin variatif dan menyenangkan.
Kehidupan saya di Gunadarma diawali dengan gagalnya saya lulus masuk Perguruan Tinggi Negeri  di ujian masuk yang paling terakhir diadakan, yaitu SNMPTN. Sebenarnya masih ada Ujian Masuk PTN lainnya dengan system ujian mandiri , namun PTN yang mengadakan Ujian Mandiri tersebut kurang menarik minat saya sehingga saya memilih untuk masuk Perguruan Tinggi Swasta saja yang ada di daerah Jakarta, Depok, atau Bekasi , dan akhirnya saya memilih Universitas Gunadarma.
007isdead.blogspot.com berbagi ilmu berbagi cerita